Profil Desa Ngadikusuman

Ketahui informasi secara rinci Desa Ngadikusuman mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ngadikusuman

Tentang Kami

Profil Desa Ngadikusuman di Kecamatan Kertek, Wonosobo, pusat inovasi perikanan air tawar dan agribisnis terpadu. Mengupas tuntas budidaya sistem mina padi, peran vitalnya sebagai penopang ketahanan pangan, dan sinergi ekonomi di lereng gunung.

  • Pusat Inovasi Perikanan

    Dikenal luas sebagai sentra pengembangan budidaya ikan air tawar, khususnya melalui penerapan sistem mina padi yang efisien dan berkelanjutan.

  • Ekosistem Agribisnis Terpadu

    Sektor perikanan bersinergi kuat dengan pertanian hortikultura, membentuk tulang punggung ekonomi desa yang tangguh dan beragam.

  • Lokasi Geografis Menguntungkan

    Berada di lereng gunung yang subur dengan sumber daya air melimpah, menciptakan kondisi alam yang ideal untuk keberhasilan agribisnis perikanan dan pertanian.

XM Broker

Terletak di kontur perbukitan yang subur di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Desa Ngadikusuman telah memantapkan reputasinya sebagai episentrum inovasi perikanan air tawar dan pilar agribisnis yang vital. Jauh dari hiruk pikuk pusat kota, desa ini menjadi bukti nyata bagaimana pemanfaatan sumber daya alam secara cerdas dan terpadu dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Ngadikusuman bukan sekadar desa agraris biasa; ia merupakan laboratorium hidup di mana air, tanah dan keuletan masyarakat berpadu menghasilkan komoditas perikanan dan pertanian berkualitas tinggi, sekaligus menjadikannya penopang penting bagi ketahanan pangan regional.

Sejarah dan Evolusi Menjadi Sentra Perikanan

Transformasi Desa Ngadikusuman menjadi sentra perikanan tidak terjadi dalam semalam. Proses ini merupakan evolusi panjang yang didorong oleh kondisi geografis dan kejelian masyarakat dalam melihat peluang. Secara historis, seperti desa-desa lain di Wonosobo, mayoritas penduduknya ialah petani tanaman pangan dan hortikultura. Namun kelimpahan sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun dari lereng pegunungan menjadi potensi terpendam yang mulai dilirik secara serius pada beberapa dekade terakhir.Para perintis di desa ini mulai mengembangkan kolam-kolam ikan sederhana untuk konsumsi pribadi. Keberhasilan awal ini kemudian menular dan diadopsi oleh lebih banyak warga. Puncaknya ialah ketika pemerintah melalui dinas terkait memperkenalkan metode budidaya yang lebih modern dan efisien, termasuk sistem mina padi. Inovasi ini, yang mengintegrasikan budidaya ikan dengan penanaman padi di satu lahan, menjadi titik balik yang melambungkan nama Ngadikusuman. Sistem ini tidak hanya menggandakan hasil panen dari satu petak sawah, tetapi juga menciptakan siklus ekologis yang saling menguntungkan, di mana kotoran ikan menjadi pupuk alami bagi padi.

Geografi Subur di Lereng Pegunungan

Keunggulan komparatif Desa Ngadikusuman sangat ditopang oleh kondisi geografisnya. Desa ini terletak di ketinggian yang ideal untuk pertanian dan perikanan, dengan suhu udara sejuk dan curah hujan yang cukup. Luas wilayah Desa Ngadikusuman tercatat sekitar 171,9 hektare. Tanah vulkanik yang subur dan, yang terpenting, sumber daya air yang melimpah menjadi modal utama yang tak ternilai. Sungai dan mata air yang berhulu di pegunungan mengalirkan air bersih secara konstan ke petak-petak sawah dan kolam ikan warga.Secara administratif, Desa Ngadikusuman memiliki batas-batas wilayah yang jelas. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Pagerejo. Di sebelah timur, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Candimulyo. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bojasari, dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Sumberdalem. Lokasinya di Kecamatan Kertek menempatkannya pada jalur agribisnis yang strategis, menghubungkan produsen di pedesaan dengan pasar-pasar utama di Wonosobo dan sekitarnya.

Demografi dan Etos Kerja Masyarakat Agraris

Berdasarkan data kependudukan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Kecamatan Kertek, jumlah penduduk Desa Ngadikusuman yaitu sebanyak 4.981 jiwa. Dengan luas wilayah 1,719 kilometer persegi, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 2.898 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor agribisnis, baik sebagai petani padi, petani sayuran, maupun pembudidaya ikan.Masyarakat Ngadikusuman dikenal memiliki etos kerja yang tinggi dan semangat kolektif yang kuat. Karakter ini tercermin dalam keberadaan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang aktif dan solid. Melalui kelompok-kelompok inilah para petani saling berbagi pengetahuan, mengatasi masalah bersama, dan memperkuat posisi tawar mereka di pasar. Sifat masyarakat yang terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru menjadi kunci keberhasilan adopsi teknik-teknik budidaya modern, yang membedakan mereka dari banyak komunitas agraris lainnya.

Motor Penggerak Ekonomi: Inovasi Budidaya Ikan Air Tawar

Aktivitas budidaya ikan air tawar ialah jantung perekonomian Desa Ngadikusuman. Berbagai jenis ikan seperti nila, lele, mas, dan gurami dibudidayakan secara masif di ratusan kolam dan petak sawah. Keunggulan utama desa ini terletak pada penguasaan teknik budidaya yang efisien, terutama sistem mina padi. Dengan metode ini, petani bisa memanen padi sekaligus ikan, mengoptimalkan lahan dan meningkatkan pendapatan secara signifikan. Ikan yang dipelihara di sawah juga berperan sebagai pengendali hama alami, mengurangi kebutuhan akan pestisida kimia.Kelompok-kelompok pembudidaya ikan menjadi tulang punggung industri ini. Mereka tidak hanya fokus pada aspek produksi, tetapi juga mulai merambah ke sektor pemasaran dan pengolahan. "Tantangan kami bukan lagi soal cara budidaya, tapi bagaimana meningkatkan nilai jual. Kami mendorong terbentuknya UMKM pengolahan ikan agar produk dari Ngadikusuman tidak hanya dijual mentah, tapi juga sebagai abon lele, kerupuk ikan, dan olahan lainnya," ungkap seorang pengurus Pokdakan setempat. Visi ini menunjukkan pergeseran dari sekadar produsen bahan mentah menjadi industri agribisnis yang lebih terintegrasi.

Sinergi Agribisnis: Perikanan sebagai Penopang Pertanian Holistik

Keberhasilan Desa Ngadikusuman tidak hanya terletak pada sektor perikanannya saja, melainkan pada kemampuannya menciptakan sinergi antara perikanan dan pertanian. Desa ini merupakan bagian dari ekosistem agribisnis Kecamatan Kertek yang lebih besar, yang dikenal sebagai salah satu lumbung sayur-mayur utama di Wonosobo. Di lahan-lahan tegalan yang tidak memungkinkan untuk perikanan, warga menanam berbagai komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi seperti cabai, tembakau, dan aneka sayuran.Pendapatan dari hasil panen ikan seringkali menjadi modal bagi petani untuk menggarap lahan sayuran mereka, dan sebaliknya. Sinergi ini menciptakan model ekonomi pedesaan yang lebih stabil dan tidak bergantung pada satu komoditas tunggal. Keberadaan perikanan juga mendukung pertanian secara ekologis, di mana air dari kolam ikan yang kaya akan nutrien dapat dialirkan untuk menyirami tanaman sayuran, mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Dengan demikian, Ngadikusuman menjalankan model pertanian terpadu yang holistik dan berkelanjutan.

Peran Pemerintah Desa dan Pembangunan Berkelanjutan

Pemerintah Desa Ngadikusuman memegang peran strategis sebagai fasilitator dan akselerator pembangunan agribisnis. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), pemerintah desa mengalokasikan dana untuk perbaikan infrastruktur penunjang, seperti normalisasi saluran irigasi, pembangunan jalan usaha tani, dan pengadaan sarana produksi. Selain itu, pemerintah desa aktif menjalin kemitraan dengan instansi pemerintah di tingkat kabupaten, seperti Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan, untuk mendatangkan program-program pelatihan, penyuluhan, dan bantuan teknis bagi para petani dan pembudidaya ikan.Fokus pembangunan tidak hanya pada peningkatan produksi, tetapi juga pada aspek keberlanjutan. Upaya menjaga kualitas air dari pencemaran dan mendorong penggunaan pakan ikan yang ramah lingkungan menjadi bagian dari agenda pembangunan jangka panjang. Pemerintah desa sadar bahwa kelestarian sumber daya alam, terutama air, ialah jaminan bagi masa depan agribisnis di Ngadikusuman.

Prospek dan Tantangan di Masa Depan

Desa Ngadikusuman memiliki prospek masa depan yang sangat cerah. Reputasinya sebagai sentra perikanan inovatif merupakan modal sosial yang kuat. Potensi pengembangan selanjutnya terletak pada hilirisasi produk. Peningkatan kapasitas UMKM pengolahan ikan dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan dan membuka lapangan kerja baru. Selain itu, konsep agrowisata berbasis perikanan dan pertanian juga sangat potensial untuk dikembangkan, menawarkan pengalaman edukatif bagi pengunjung tentang sistem mina padi dan budidaya ikan.Namun, tantangan tetap ada. Fluktuasi harga pakan ikan yang cenderung terus naik menjadi beban biaya produksi terbesar. Perubahan iklim yang tidak menentu juga dapat memengaruhi ketersediaan air dan suhu yang ideal untuk pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, riset dan pengembangan pakan alternatif yang lebih murah serta adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi agenda penting yang harus dihadapi bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Dengan terus berinovasi dan memperkuat kolaborasi, Desa Ngadikusuman diproyeksikan akan terus menjadi mercusuar agribisnis perikanan yang inspiratif di Wonosobo.